Selasa, 16 Februari 2010

MAKNA ASMAUL HUSNA AL SHABUR = MAHA PENYABAR


Di dalam segala sesuatu Dia memiliki ukuran yang sempurna dan waktu yang sempurna. Dia sabar, mencintai, dan … beserta orang-orang yang sabar (Al Anfal (8) : 46).
Dalam ciptaan-Nya dan di dalam tindakan-Nya, di dalam perlakuan-Nya terhadap makhluk-Nya, tidak ada yang lebih besar atau yang lebih kecil, yang lebih baik atau yang lebih buruk, yang lebih awal atau yang lebih terkemudian dari yang telah ditentukan-Nya. Dia tidak menunda sesuatu di luar waktu yang telah ditentukan atau gagal menyelesaikannya seperti perbuatan orang yang malas. Dia juga tidak tergesa-gesa dan menyelesaikan sesuatu secara tidak sempurna seperti perbuatan orang yang ceroboh. Tetapi Dia melakukan segala sesuatu pada saat yang tepat dan dengan cara semestinya.
Alloh tidak tergesa-gesa menghukum para pelaku perbuatan dosa. Dia memberikan kepada mereka rezeki, melindungi mereka dari bahaya, dan membiarkan mereka hidup dengan sehat dan sejahtera karena Dia telah menetapkan waktu tertentu bagi segala sesuatu. Segala sesuatu harus mengikuti alurnya sendiri. Kesabaran-Nya terhadap para pelaku perbuatan dosa bertujuan untuk memberi mereka waktu untuk menjadi insyaf, menyadari kesalahan mereka dan bertaubat. Alloh adalah Maha Penyayang ; kasih sayang-Nya diwujudkan dalam bentuk memberi kesempatan untuk bertaubat dan menerima taubat.
Kesabaran adalah watak Alloh; oleh karena itu, orang yang sabar mencerminkan watak yang mulia ini. Orang yang sabar menolak hal-hal yang diinginkan oleh hawa nafsunya khususnya yang tidak dapat diterima oleh akal dan oleh agama. Dia gunakan dirinya sendiri terhadap hal-hal yang dapat diterima oleh akal dan agama, meskipun hal itu menyakiti egonya, seperti halnya dia mengetahui cara memasangkan kendali pada kuda liar dan hawa nafsunya.
Kesabaran adalah derajat sangat tinggi bagi orang yang beriman, karena segala urusan di dunia dan di akhirat dituntaskan dengannya. Tidak ada keberhasilan dan tidak ada kesempurnaan yang dapat dicapai dengan mudah dan tanpa penderitaan. Penderitaan hakiki adalah penderitaan jasmani yang ingin cepat-cepat mendapatkan hal-hal yang diinginkan, tidak tahu batas, dan selalu menginginkan lebih banyak dari yang dibutuhkan.
Rosululloh SAW bersabda, “Surga itu diliputi hal-hal yang tidak disukai oleh jasad.” Alloh menjanjikan pahala yang tidak ada batasnya bagi orang-orang yang sabar dalam menghadapi godaan hawa nafsu mereka. Bahkan ada pahala yang lebih besar lagi bagi orang yang bersabar menghadapi musibah, kemiskinan, kecelakaan, dan penyakit yang tak terhindarkan dan datang dari Alloh. Sesungguhnya musibah datang dari Alloh, tetapi pahala karena kesabaran akan menyertai orang-orang yang bersabar dan menerima musibah itu. Jika manusia bersabar, mereka akan menerima pahala yang jauh melebihi penderitaannya. Jika mereka tidak bersabar, musibahnya akan berlipat dua. Pertama, musibah itu sendiri dan kemudian musibah yang lebih besar karena hilangnya pahala.
Arti Islam adalah kepatuhan : mengendalikan nafsu, hasrat, dan keinginan sesuai dengan perintah Alloh. Agar dapat bersikap patuh, orang harus bersabar. Di dalam Islam, kesabaran menjadi tanda iman; sedangkan kehinaan dan rendah diri adalah dosa. Janganlah mencampuradukkan rendah diri yang disebabkan oleh rasa takut dan malas dengan kesabaran dan ketabahan. Menyerahkan kekayaan, kehormatan, dan harga diri kepada orang yang zalim akan menyebabkan orang itu menyerahkan agamanya dan imannya karena rasa takut, atau mengorbankan jiwanya demi kepentingan duniawi. Orang beriman tidak takut kepada siapa pun, dan dialah yang ditakuti oleh orang lain. Bagi orang beriman, merendahkan diri kepada siapa pun selain Alloh adalah perbuatan yang diharamkan.
BAGIAN HAMBA
Abd Al-Syabur adalah hamba yang memiliki keseimbangan dan moderasi sempurna di dalam dirinya dan di dalam semua perbuatannya, tidak berlambat-lambat dan tidak tergesa-gesa, tetapi bertindak pada waktunya. Dia bersikap sabar dalam perang melawan hawa nafsu yang tak kunjung padam. Ia terus-menerus menjaga ketentuan Alloh dan beribadah kepada-Nya.
Dua kali Al Qur’an berpesan agar menjadikan sholat/permohonan kepada Alloh dan sabar, sebagai sarana untuk memperoleh segala yang dikehendaki, “Mintalah pertolongan (kepada Alloh) melalui kesabaran dan dengan sholat (bermohon kepada-Nya)” (QS. Al Baqoroh : 45 dan 153). Dapat kita lihat bahwa yang didahulukannya adalah kesabaran, baru sholat, bukan saja karena sholatpun membutuhkan kesabaran, tetapi juga karena syarat utama bagi tercapainya yang dikehendaki adalah kesabaran dan ketabahan dalam memperjuangkannya. Itu sebabnya salah satu yang diperintahkan untuk diwasiatkan adalah kesabaran. “Demi masa, manusia (seluruhnya) di dalam kerugian kecuali mereka yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan nasehat menasehati (supaya mentaati) kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS.Al Ashr : 1-3).
Sabar selalu pahit awalnya, tapi manis akhirnya, “Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan” (QS. Ali Imron : 186). Dengan kesabaran dan ketaqwaan akan turun bantuan Ilahi guna menghadapi segala macam tantangan. “Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Alloh mengetahui segala apa yang mereka kerjakan” (QS Ali Imron : 120). Bahkan, “Ya, (cukup), jika kamu bersabar dan bertaqwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Alloh menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda” (QS Ali Imron : 125), karena, “Siapa yang bertaqwa dan bersabar, maka sesungguhnya Alloh tidak menyia-nyiakan ganjaran orang-orang yang berbuat baik” (QS Yusuf : 90).
Alloh memerintahkan sabar dalam menghadapi yang tidak disenangi, maupun yang disenangi. Hanya sekali Alloh memberi manusia kebebasan untuk bersabar atau tidak bersabar, yakni ketika orang-orang durhaka dipersilakan masuk ke neraka); “…maka bersabarlah atau kamu tidak bersabar; itu sama saja bagimu” (QS At Thur : 16). Ketika itu mereka pasti akan bersabar. Mereka adalah, “Orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah bersabarnya (konsistennya) mereka menentang api neraka!
Manusia yang meletakkan Alloh dalam sifat ini, dituntut untuk mengindahkan petunjuk-petunjuk di atas, sambil mencamkan makna As Shabur agar diteladani sekuat kemampuan. Wallohu a’lam bisshowab.
Sumber : Asmaul Husna Makna dan Khasia, Menyingkap Tabir Illahi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar